Rabu, 01 Juli 2015

Laporan Drainase Kota Karanganyar ( Jl. Slamet Riyadi No.2 Kra )


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     LATAR BELAKANG
Saat ini begitu banyak permasalahan lingkungan yang terjadi, diantaranya adalah banjir. Kini banjir sudah umum terjadi di kawasan pedesaan dan perkotaan. Persoalan ini diakibatkan karena berbagai hal, salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian dalam mengelola sistem drainase. Sistem drainase sendiri terdiri dari empat macam, yaitu sistem drainase primer, sistem drainase sekunder, sistem drainase tersier dan sistem drainase kuarter.
Sistem drainase ini memiliki peran dan fungsinya masing – masing. Sudah seharusnya bahwa fungsi drainase ini tidak dialihfungsikan atau berfungsi ganda sebagai saluran irigasi, yang kini marak terjadi. Alih fungsi ini tidak hanya menimbulkan satu permasalahan saja, tetapi nantinya akan timbul kekacauan dalam penanganan sistem drainase pula. Permasalahan – permasalahan ini terjadi akibat adanya peningkatan debit pada saluran drainase. Penyebab lainnya adalah karena peningkatan jumlah penduduk, amblesnya tanah, penyempitan dan pendangkalan saluran, serta sampah di saluran drainase.
Pertama perlu dipahami bahwa masalah banjir adalah bukan masalah parsial, tetapi masalah yang terintegrasi. Begitu juga penanganannya harus dilakukan secara terintegrasi. Masalah banjir erat sekali kaitannya dengan sistem drainase yang kita terapkan, dimana dalam sistem drainase seluruh komponen masyarakat pasti terlibat. Di dalam mendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur drainase permukiman seperti yang diharapkan, diperlukan suatu pengawasan pekerjaan dan Spek Teknis yang sudah ditentukan dalam rencana kerja syarat.
Guna mendukung upaya tersebut, Dina Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar sebagai perangkat dari Pemerintah Kabupaten Karanganyar yang bertanggung jawab atas penanganan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan. Salah satu kebijaksanaan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar adalah meningkatkan pembangunan saluran drainase / gorong – gorong. Kegiatan pengawasan ini diharapkan bisa membantu pelaksanaan pekerjaan di lapangan sehingga hasil produk pembangunan sesuai dengan perencanaan awal dan dapat dimanfaatkan guna menunjang fasilitas infrastruktur kegiatan penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan sehingga dapat mendukung upaya tercapainya tujuan bersama.

1.2     MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN
Maksud dalam pekerjaan ini adalah untuk menyusun Perencaan Masterplan Drainase Kabupaten Karanganyar yang lebih komprehensip dan terintegrasi dalam satuan wilayah drainase, untuk mengatasi daerah yang sering rawan banjir dan daerah yang terkena limpahan pasang surut.
Adapun tujuan dari pekerjaan saluran drainase ini adalah untuk mengelola sistem drainase kota guna untuk alternatif pemecahan persoalan banjir dan genangan pada daerah rawan banjir dan genangan air. Melalakukan kajian yang memungkinkan pelaksanaan pembangunan sistem drainase yang terpadu dan berwawasan lingkungan.

1.3     TUJUAN PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan berada di Jalan Slamet Riyadi no.2 Karanganyar.
  
BAB II
HASIL SURVEY

2.1     GAMBARAN UMUM
2.1.1    Letak Geografis dan Topografi
Secara geografis Kota Karanganyar berada posisi 110° 40” - 110° 70” Bujur Timur dan 70° 28” - 70° 46” Lintang Selatan. Ketinggian rata – rata 511 mdpl serta beriklim tropis dengan temperatur 22 - 31°C. Kabupaten Karanganyar berbatasan langsung dengan :
·           Sebelah Utara    : Kabupaten Sragen
·           Sebelah Timur    : Propinsi Jawa Timur
·           Sebelah Selatan  : Kabupaten Wonnogiri dan Sukoharjo
·           Sebelah Barat     : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali

2.1.2    Curah Hujan dan Cuaca
Berdasarkan dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kabupaten Karangnyar, curah hujan tertinggi pada Bulan Januari dan Maret, sedangkan yang terendah terjadi pada Bulan Juli dan Agustus.
No
Data
2011
2012
2013
1
Rata – rata curah hujan (mm)
9.307,50
5.965,92
5.965,08
2
Rata-rata hari Hujan (hr)
154,50
116,60
116,70
3
Suhu Udara Terendah (C)
26,50
22,00
22,00
4
Suhu Udara Tertinggi (C)
31,00
31,00
31,00

2.1.3    Tata Guna Lahan
Berdasarkan peta tata guna lahan yang dimodifikasi oleh Pemerintah Kota, maka tata guna lahan daerah pekerjaan saluran drainase diindentifikasi ke dalam 10 jenis penggunaan lahan, sebagai berikut :
No
Data
2011
2012
2013
1
Wilayah Kabupaten
77.378,64
77.378,64
77.378,64
2
Sawah
22.459,80
22.455,48
21.965,00
3
Pekarangan/ Bangunan
21.213,99
21.227,16
21.487,27
4
Tegalan/ Kebun
17.838,49
17.828,64
17.588,15
5
Padang/ Gembala
219,67
219,67
262,65
6
Tambak/ Kolam
25,54
25,54
34,64
7
Hutan
8.063,61
33.754,17
34.652,14
8
Perkebunan
3.251,51
4.402,67
4.402,67
9
Lahan Kering
54.918,84
54.922,16
46.338,89
10
Lahan Industri
800,00
1.761,24
1.761,24


BAB III
PEMBAHASAN

3.1     MODEL SALURAN
Model saluran yang sedang dikerjakan saat ini berbentuk kotak, dengan dimensi lebar 130 cm dan kedalaman 90 cm.




Saluran drainase tersebut merupakan saluran drainase sekunder.

3.2     SALURAN SISTEM DRAINASE LOKAL
Sebagian besar lokasi yang sedang dikerjakan merupakan permukiman yang sedang dibangun pengembang, oleh karena itu salurannya diperkuat dengan pasangan batu dan kondisinya masih baik. Yang perlu diatasi adalah kelancaran aliran air menuju ke penampungan akhir.
Saluran drainase yang sedang dikerjakan saat ini merupakan drainase tertutup karena berada di jalan Slamet Riyadi Karanganyar  yang merupakan jalan raya dengan kelas II.
 
3.3     PERMASALAHAN DRAINASE
   Permasalahan drainase yang terjadi sampai saat ini adalah sebagai berikut :
a.         Beberapa jalan penghubung antar kecamatan ada sebagian yang belum mempunyai saluran drainase, sehingga air hujan yang turun di jalan tersebut mengalir secara alamiah tidak terkendali mengikuti permukaan tanah yang menurun.
b.         Drainase yang sudah ada kurang pemeliharaan.
c.         Belum tersusunnya program master plan untuk penanganan drainase baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, sehingga penanganan drainase masih belum terarah.
d.        Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan garis sempadan saluran menyebabkan penyumpatan dan kerusakan saluran drainase.
e.         Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan, mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran.
  
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami simpulkan yaitu :
·           Dimensi saluran yang ada sebagian besar tidak memenuhi syarat teknis drainase, yang disebabkan banyak hal salah satunya akibat sampah, pendangkalan oleh sedimentasi dan penyempitan saluran akibat pembangunan.
·           Tersumbatnya saluran drainase akibat sampah, kemudian saluran yang merupakan saluran tertutup sehingga sulit untuk dilakukan pembersihan.
SARAN
Konsep Pengelolaan untuk Kota Karanganyar, berdasarkan kondisi fisik kota, prinsip dasar dalam penyusunan Rencana drainase adalah sebagai berikut :
1.         Drainase kota sebaiknya ditata dengan prinsip kanalisasi dan berwawasan lingkungan, dalam arti sungai yang ada ditata dan digungsikan secara maksimal sebagai pengendali genangan di kota, dengan memperhatikan fungsi ekologisnya.
2.         Agar kanalisasi dapat berhasil baik, maka sangat diperlukan peran serta masyarakat sebagai salah asatu stakeholders penting dalam kegiatan pengelolaan drainase. Karena masyarakat yang paham akan pentingnya menjaga lingkungan merupakan aset suatu kota.
3.         Saluran drainase perkotaan harus difungsikan sebagai saluran kolektor dan long storage.


DOKUMENTASI PEKERJAAN