BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Saat ini begitu banyak permasalahan
lingkungan yang terjadi, diantaranya adalah banjir. Kini banjir sudah umum
terjadi di kawasan pedesaan dan perkotaan. Persoalan ini diakibatkan karena
berbagai hal, salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian dalam mengelola
sistem drainase. Sistem drainase sendiri terdiri dari empat macam, yaitu sistem
drainase primer, sistem drainase sekunder, sistem drainase tersier dan sistem
drainase kuarter.
Sistem drainase ini memiliki peran
dan fungsinya masing – masing. Sudah seharusnya bahwa fungsi drainase ini tidak
dialihfungsikan atau berfungsi ganda sebagai saluran irigasi, yang kini marak
terjadi. Alih fungsi ini tidak hanya menimbulkan satu permasalahan saja, tetapi
nantinya akan timbul kekacauan dalam penanganan sistem drainase pula.
Permasalahan – permasalahan ini terjadi akibat adanya peningkatan debit pada
saluran drainase. Penyebab lainnya adalah karena peningkatan jumlah penduduk,
amblesnya tanah, penyempitan dan pendangkalan saluran, serta sampah di saluran
drainase.
Pertama perlu dipahami bahwa
masalah banjir adalah bukan masalah parsial, tetapi masalah yang terintegrasi.
Begitu juga penanganannya harus dilakukan secara terintegrasi. Masalah banjir
erat sekali kaitannya dengan sistem drainase yang kita terapkan, dimana dalam
sistem drainase seluruh komponen masyarakat pasti terlibat. Di dalam mendukung
pelaksanaan pembangunan infrastruktur drainase permukiman seperti yang
diharapkan, diperlukan suatu pengawasan pekerjaan dan Spek Teknis yang sudah
ditentukan dalam rencana kerja syarat.
Guna mendukung upaya tersebut, Dina
Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar sebagai perangkat dari Pemerintah
Kabupaten Karanganyar yang bertanggung jawab atas penanganan sarana dan
prasarana pengelolaan persampahan. Salah satu kebijaksanaan Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Karanganyar adalah meningkatkan pembangunan saluran drainase /
gorong – gorong. Kegiatan pengawasan ini diharapkan bisa membantu pelaksanaan
pekerjaan di lapangan sehingga hasil produk pembangunan sesuai dengan
perencanaan awal dan dapat dimanfaatkan guna menunjang fasilitas infrastruktur
kegiatan penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan sehingga dapat
mendukung upaya tercapainya tujuan bersama.
1.2 MAKSUD
DAN TUJUAN PEKERJAAN
Maksud dalam
pekerjaan ini adalah untuk menyusun Perencaan Masterplan Drainase Kabupaten
Karanganyar yang lebih komprehensip dan terintegrasi dalam satuan wilayah
drainase, untuk mengatasi daerah yang sering rawan banjir dan daerah yang
terkena limpahan pasang surut.
Adapun tujuan
dari pekerjaan saluran drainase ini adalah untuk mengelola sistem drainase kota
guna untuk alternatif pemecahan persoalan banjir dan genangan pada daerah rawan
banjir dan genangan air. Melalakukan kajian yang memungkinkan pelaksanaan
pembangunan sistem drainase yang terpadu dan berwawasan lingkungan.
1.3 TUJUAN
PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan berada di Jalan
Slamet Riyadi no.2 Karanganyar.
BAB II
HASIL SURVEY
2.1 GAMBARAN UMUM
2.1.1 Letak Geografis dan Topografi
Secara
geografis Kota Karanganyar berada posisi 110° 40” - 110° 70” Bujur Timur dan
70° 28” - 70° 46” Lintang Selatan. Ketinggian rata – rata 511 mdpl serta
beriklim tropis dengan temperatur 22 - 31°C. Kabupaten Karanganyar berbatasan
langsung dengan :
·
Sebelah Utara : Kabupaten Sragen
·
Sebelah Timur : Propinsi Jawa Timur
·
Sebelah Selatan : Kabupaten Wonnogiri dan Sukoharjo
·
Sebelah Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali
2.1.2 Curah Hujan dan Cuaca
Berdasarkan
dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kabupaten Karangnyar, curah hujan tertinggi
pada Bulan Januari dan Maret, sedangkan yang terendah terjadi pada Bulan Juli
dan Agustus.
No
|
Data
|
2011
|
2012
|
2013
|
1
|
Rata
– rata curah hujan (mm)
|
9.307,50
|
5.965,92
|
5.965,08
|
2
|
Rata-rata
hari Hujan (hr)
|
154,50
|
116,60
|
116,70
|
3
|
Suhu
Udara Terendah (C)
|
26,50
|
22,00
|
22,00
|
4
|
Suhu
Udara Tertinggi (C)
|
31,00
|
31,00
|
31,00
|
2.1.3 Tata Guna Lahan
Berdasarkan
peta tata guna lahan yang dimodifikasi oleh Pemerintah Kota, maka tata guna
lahan daerah pekerjaan saluran drainase diindentifikasi ke dalam 10 jenis
penggunaan lahan, sebagai berikut :
No
|
Data
|
2011
|
2012
|
2013
|
1
|
Wilayah
Kabupaten
|
77.378,64
|
77.378,64
|
77.378,64
|
2
|
Sawah
|
22.459,80
|
22.455,48
|
21.965,00
|
3
|
Pekarangan/
Bangunan
|
21.213,99
|
21.227,16
|
21.487,27
|
4
|
Tegalan/
Kebun
|
17.838,49
|
17.828,64
|
17.588,15
|
5
|
Padang/
Gembala
|
219,67
|
219,67
|
262,65
|
6
|
Tambak/
Kolam
|
25,54
|
25,54
|
34,64
|
7
|
Hutan
|
8.063,61
|
33.754,17
|
34.652,14
|
8
|
Perkebunan
|
3.251,51
|
4.402,67
|
4.402,67
|
9
|
Lahan
Kering
|
54.918,84
|
54.922,16
|
46.338,89
|
10
|
Lahan
Industri
|
800,00
|
1.761,24
|
1.761,24
|
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 MODEL
SALURAN
Model
saluran yang sedang dikerjakan saat ini berbentuk kotak, dengan dimensi lebar
130 cm dan kedalaman 90 cm.
Saluran drainase
tersebut merupakan saluran drainase sekunder.
3.2 SALURAN
SISTEM DRAINASE LOKAL
Sebagian
besar lokasi yang sedang dikerjakan merupakan permukiman yang sedang dibangun
pengembang, oleh karena itu salurannya diperkuat dengan pasangan batu dan
kondisinya masih baik. Yang perlu diatasi adalah kelancaran aliran air menuju
ke penampungan akhir.
Saluran
drainase yang sedang dikerjakan saat ini merupakan drainase tertutup karena
berada di jalan Slamet Riyadi Karanganyar
yang merupakan jalan raya dengan kelas II.
3.3 PERMASALAHAN
DRAINASE
Permasalahan drainase yang terjadi sampai
saat ini adalah sebagai berikut :
a.
Beberapa jalan penghubung antar
kecamatan ada sebagian yang belum mempunyai saluran drainase, sehingga air
hujan yang turun di jalan tersebut mengalir secara alamiah tidak terkendali
mengikuti permukaan tanah yang menurun.
b.
Drainase yang sudah ada kurang
pemeliharaan.
c.
Belum tersusunnya program master plan
untuk penanganan drainase baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang,
sehingga penanganan drainase masih belum terarah.
d.
Faktor pola perilaku masyarakat yang
membuang sampah ke dalam saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak
memperhatikan garis sempadan saluran menyebabkan penyumpatan dan kerusakan
saluran drainase.
e.
Adanya pengembangan wilayah kota yang
mengubah tata guna lahan, mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran.
BAB
IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat kami simpulkan yaitu :
·
Dimensi saluran yang ada sebagian besar
tidak memenuhi syarat teknis drainase, yang disebabkan banyak hal salah satunya
akibat sampah, pendangkalan oleh sedimentasi dan penyempitan saluran akibat
pembangunan.
·
Tersumbatnya saluran drainase akibat
sampah, kemudian saluran yang merupakan saluran tertutup sehingga sulit untuk
dilakukan pembersihan.
SARAN
Konsep
Pengelolaan untuk Kota Karanganyar, berdasarkan kondisi fisik kota, prinsip
dasar dalam penyusunan Rencana drainase adalah sebagai berikut :
1.
Drainase kota sebaiknya ditata dengan
prinsip kanalisasi dan berwawasan lingkungan, dalam arti sungai yang ada ditata
dan digungsikan secara maksimal sebagai pengendali genangan di kota, dengan
memperhatikan fungsi ekologisnya.
2.
Agar kanalisasi dapat berhasil baik,
maka sangat diperlukan peran serta masyarakat sebagai salah asatu stakeholders
penting dalam kegiatan pengelolaan drainase. Karena masyarakat yang paham akan
pentingnya menjaga lingkungan merupakan aset suatu kota.
3.
Saluran drainase perkotaan harus
difungsikan sebagai saluran kolektor dan long storage.
DOKUMENTASI PEKERJAAN
Trims nenk..,
BalasHapusMohon ijin copy ya..,
iya silahkan..
Hapussemoga dapat membantu :)